Peran Pemerintah Prancis Menanggulangi Krisis Air – Menurut beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga riset lingkungan, Prancis diprediksi akan mengalami krisis air bersih dalam beberapa dekade mendatang. Negara yang beribukota Paris ini merupakan salah satu negara terpadat di Benua Eropa dengan jumlah penduduk sebanyak 67 juta jiwa. Hal ini membuat Prancis harus mempersiapkan diri dalam menghadapi krisis air. Diberitakan bahwa Prancis melakukan beberapa langkah demi menanggulangi krisis air tersebut. Salah satu cara yang akan diterapkan oleh pemerintah Prancis adalah dengan menggenjot penggunaan air limbah daur ulang.
Pemerintah Prancis diberitakan akan mendorong penduduknya menggunakan air limbah daur ulang dan mengurangi penggunaan air tanah. Hal ini dilakukan akibat perubahan iklim yang membuat aliran beberapa sungai di Prancis mengalami kekeringan sehingga aliran airnya tidak terlalu banyak. Langkah ini diambil setelah berbulan-bulan diadakan perundingan di dalam Parlemen Prancis. menurut kantor berita Reuters, Kementrian Lingkungan Hidup Prancis, François de Rugy akan mengusulkan kebijakan kebijakan mengurangi penggunaan air tanah sebesar 10% dalam lima tahun mendatang. Ia juga mengusulkan untuk mengurangi penggunaan air tanah sebesar 25% untuk jangka waktu 15 tahun mendatang yang dimulai dari sekarang.
Selain untuk menghadapi berkurangnya debit air di beberapa aliran sungai di Prancis, langakah ini diambil sebagai upaya persiapan negara yang memiliki julukan “L’Hexagone” ini dalam menghadapi masa depan yang diperkirakan akan menghadapi kekeringan. Melalui keterangannya, Rugy memaparkan bahwa persoalan air bersih merupakan prioritasnya dalam menyelamatkan lingkungan. Dalam sebuah studi, dikatakan bahwa jumlah debit rata-rata air di sejumlah sungai di Prancis mengalami penurunan sekitar 10 hingga 40 persen dalam setengah abad ke depan. Dalam usulannya yang dibacakan di dalam parlemen, Rugy bersama penerintah memberikan usul berupa adanya tarif khusus bagi penduduk yang memiliki kolam renang di dalam rumahnya. Tarif tersebut menurutnya diperlukan karena secara rata-rata penduduk Prancis menghabiskan setidaknya 150 liter setiap harinya.
Dalam usulan lainnya, Pemerintah Prancis mengusulkan akan memberlakukan peraturan baru, yaitu berupa memperketat syarat penggunaan air oleh sejumlah perusahaan industri, di antaranya adalah perusahaan yang bergerak di sektor pembangunan pada tahun 2022.
Usulan selanjutnya yang diajukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan dan menyarankan penduduk untuk menggunakan penggunaan air hujan dengan cara menampungnya untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan harian. Selain itu, Pemerintah Prancis juga mengusulkan menggunakan air limbah untuk menyiram tanaman dan penggunaan air di toilet serta penggunaan lainya kecuali konsumsi. Pemerintah Prancis tidak akan mengubah air tanah dengan air limbah untuk konsumsi sehari-hari.
Perusahaan air di Prancis, yaitu Suez, memaparkan bahwa penggunaan air limbah yang didaur ulang untuk kembali digunakan di Prancis hanya menyentuh angka 1 persen. Menurut kepala perusahaan Suez, Marie-Ange yang juga merupakan salah satu anggota poker online mengatakan bahwa persentasi penggunaan air limbah di Prancis masih kalah jauh jika dibandingkan dengan negara sekitar seperti misalnya Spanyol yang persentase penggunaan air limbahnya sebesar 10 persen. Selain itu, negara lain, yaitu Italia juga memiliki persentase penggunaan air limbah untuk digunakan kembali sebesar 11 persen. Selain melakukan penghematan air tanah dengan mendorong penduduknya untuk menggunakan air limbah, Prancis juga berupaya untuk menggunakan teknologi desalinasi air laut dengan tujuan air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Prancis namun tidak mengurangi jumlah air tanah. Prancis merupakan salah satu negara terdepan yang mampu melakukan desalinasi dengan teknologi mutakhir.